Jumat, 05 Agustus 2011

Dapat Sumbangan Rp 1,2 M, Darsem Kini Bak Toko Emas Berjalan



http://images.detik.com/content/2011/08/05/10/Darsem-(Kemlu)-dalam.JPG



Hidup Darsem, TKI yang lolos dari hukum pancung di Arab Saudi telah berubah 180 derajat. Setelah kembali ke Indonesia dan menerima dana lebih dari Rp 1,2 miliar dari pemirsa TVOne, Darsem hidup 'gemerlap'.

Pengacaranya, Elyasa Budianto, bercerita, keluarga Darsem saat ini berlimpah harta. Selain membeli sawah dan membangun rumah, Darsem juga terlihat mengoleksi perhiasan emas.

"Dia sekarang kalau ke mana-mana pakai emas, sudah kayak toko berjalan. Saya tidak enak juga melihatnya, itu kan uang sumbangan ya," kata Elyasa saat berbincang dengan detikcom, Jumat (5/8/2011).

Menurut Elyasa, bukan hanya gaya hidup Darsem saja yang berubah, namun sikap ibu satu anak itu tak lagi seperti dulu. Jika dulu Darsem terkesan pendiam, kini Darsem lebih banyak bicara dan senang diwawancara.

"Sikapnya berubah, sama tetangga-tetangganya juga berubah. Yang lebih nggak enak, dia seperti ingkar dengan janji-janjinya dulu. Dulu kan dia mau bantu memperbaiki jalan di kampung, tapi ternyata setelah dapat uang, dia nggak mau. Itu yang bikin warga nggak senang," kata Elyasa.

Sikap Darsem ini juga yang membuat Elyasa sedikit malu mendampingi Darsem. Selama ini dia telah berusaha membantu keluarga Darsem agar mendapat simpati masyarakat, tapi ternyata saat ini sikapnya berubah.

"Dulu saya bantu atas dasar kemanusiaan, tapi kok jadi begini. Saya malu juga sama masyarakat," kata Elysa.

Sejumlah media massa juga menyoroti gaya hidup Darsem yang kini berbeda itu. Saat diwawancara, Darsem terlihat bling-bling. Perhiasan emas seperti anting, gelang, kalung, dan cincin bernilai puluhan juta tampak melekat di tubuh Darsem.

Bahkan koran ibukota menyebut Darsem saat ini dijuluki 'Toko Berjalan' karena perhiasan emas yang melekat di tubuhnya sangat banyak dan berukuran besar-besar.

Darsem menerima uang sumbangan pemirsa melalui rekeningnya di Bank BRI Pamanukan, Subang, Senin. Saat menerima sumbangan itu, Darsem yang didampingi keluarganya mendatangi kantor bank tersebut pada 25 Juli 2011.

Saat melihat rekeningnya yang menggendut, raut wajah Darsem sangat bahagia. Bahkan Darsem sempat memperlihatkan buku tabungan yang tertera Rp 1,259 miliar kepada wartawan. Saat itu, Darsem mengaku ingin menyumbang anak yatim dan kaum jompo di kampungnya. Selain itu, Darsem juga ingin melunasi utang-utangnya.

Sumbangan untuk Darsem dari pemirsa TVOne, semula dimaksudkan untuk membantu membayar diyat (tebusan) bagi ibu satu anak itu sebesar Rp 4,7 miliar. Namun diyat itu kemudian dibayar oleh pemerintah. Sehingga dana pemirsa TVOne yang terkumpul, diserahkan semua kepada Darsem.
(ken/nrl)


http://images.detik.com/content/2011/08/06/10/Darsem-1-(Rasyid)-dalam.jpg


Sosiolog UI: Harus Ada yang Menyadarkan Darsem


Darsem kini bergelimang harta setelah mendapatkan bantuan senilai Rp 1,2 miliar dari pemirsa tvOne. Agar bisa mengelola uangnya yang melimpah itu, TKI yang batal dipancung akibat kasus pembunuhan majikannya di Arab Saudi tersebut harus mendapatkan bimbingan dari tokoh masyarakat atau pun keluarga.

"Harus ada yang menyadarkan, tokoh masyarakat, keluarganya, tidak boleh berubah itu. Mungkin ada berkah Ramadan, mendapatkan simpati orang, kalau berubah semuanya itu bisa berbalik, kutukan akan datang," kata sosiolog Universitas Indonesia (UI) Musni Umar dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (5/8/2011) malam.

"Bisa dikatakan kalau di masa depan dia tidak hati-hati berbuat, dia bisa berubah menjadi sombong dan lain sebagainya. Tidak boleh dia dibiarkan jalan sendiri," imbuhnya.

Musni mengatakan jika Darsem tidak hati-hati, bisa saja dia berubah menjadi sombong apalagi setelah mendapat banyak harta. Hal ini malah merugikan dirinya sendiri.

"Bisa dikatakan kalau di masa depan dia tidak hati-hati berbuat, dia bisa berubah menjadi sombong dan lain sebagainya. Tidak boleh dia dibiarkan jalan sendiri," tuturnya.

Apa fenomena ini membuat masyarakat kapok memberikan sumbangan? "Tidak, kan kita memberikan penyadaran pada Darsem, jangan disalahgunakan. Masyarakat bisa berpikir kalau begitu nggak ada gunanya saya menyumbang untuk tenaga kerja," jawab Musni.

"Tiap ada kasus begitu kan masyarakat turun tangan, seharusnya kemudian diarahkan pada kegiatan atau usaha sosial atau membuat yayasan untuk kemajuan mereka (TKI)," imbuhnya.

"Jadi sangat tergantung bagaimana perilaku Darsem bisa diperbaiki, dia akan sadar, kalau tidak TKI yang rugi, masyarakat bisa kapok nanti tidak mau membantu," Musni memperingatkan.

(nwk/anw)

Darsem Sumbang Musala Rp 500 ribu dan Undang 20 Anak Yatim


idup Darsem kini telah bergelimang harta. Ia bisa membeli apa saja dengan uang yang dimilikinya sekarang. Namun, dengan uang sumbangan yang diterimanya sebesar Rp 1,2 miliar, Darsem hanya menyumbang sebagian kecil uangnya untuk musala dan anak yatim.

"Darsem itu nggak tahu diri, dari duit milyaran dia cuma nyumbang ke masjid Rp 500 ribu dan 20 anak yatim," kata putri sulung Ruyati, Een, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (5/8/2011) malam.

Pernyataan ini diperoleh Een dari tetangga Darsem ketika ia datang ke kediaman Darsem di Subang, Jawa Barat pada Kamis (4/8/2011).

Een membenarkan bahwa Darsem kini bagaikan toko emas berjalan. Bahkan, pihak Migrant Care yang menemani Een ke rumah Darsem mengaku kecewa dengan ulah wanita satu anak ini.

"Iya, (seperti) toko emas berjalan. Dia kan seperti sekarang ini karena kasus ibu saya mencuat," bebernya.

Lalu apa yang akan dilakukan Een apabila ia yang mendapat uang sebnayak Rp 1,2 miliar itu?

"Yang paling penting sih buat amal, musola dan masjid akan saya bantu. Itu kan rejeki dari pemirsa, pokoknya akan dipergunakan sebaik-baiknya," tutupnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar